Mau Dollar Cuma Dengan Membaca Artikel??

CO.CC:Free Domain
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Kamis, 04 November 2010

Bersembunyi Dari Pencuri

Suatu malam seorang pencuri membobol rumah Nasruddin. Untung saja Nasruddin melihatnya. Karena takut, dengan cepat Nasruddin bersembunyi di dalam sebuah kotak besar yang terletak di sudut ruangan.

Si pencuri sedang mengaduk-aduk isi rumah Nasruddin mencari uang ataupun barang berharga yang dimiliki Nasruddin. Dia membuka lemari, laci-laci, kolong-kolong, dan lain-lain. la tapi tidak menemukan satu pun barang berharga.

Pencuri itu hampir saja menyerah dan memutuskan untuk keluar dari rumah Nasruddin. Tapi tiba-tiba matanya tertuju pada kotak besar yang terletak di sudut ruangan kamar Nasruddin. Dia sangat senang karena dia yakin dalam kotak itulah disimpan harta benda yang dia cari.

Walaupun kotak itu terkunci kuat dari dalam, tapi dengan kekuatan penuh, pencuri itu berhasil membuka kotak tersebut. Pencuri itu sangat kaget ketika melihat Nasruddin berada di dalam kotak itu. Pencuri itu sangat marah dan berkata, "Hei! Apa yang kau lakukan di dalam situ?"

"Aku bersembunyi darimu," jawab Nasruddin.

"Kenapa?"

"Aku malu, karena aku tak punya apapun yang dapat kuberikan padamu. Itulah alasan mengapa aku bersembunyi dalam kotak ini."

Tidak Konsisten

Seorang Darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin. Nasrudin bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasrudin dan melihat perilakunya.

Malam itu Nasrudin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya.

"Mengapa api itu kau tiup?" tanya sang Darwis.

"Agar lebih panas dan lebih besar apinya," jawab Nasrudin.

Setelah api besar, Nasrudin memasak sop. Sop menjadi panas. Nasrudin menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sopnya.

"Mengapa sop itu kau tiup?" tanya sang Darwis.

"Agar lebih dingin dan enak dimakan," jawab Nasrudin.

"Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu," ketus si Darwis,

"Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu."

Ah, konsistensi.

Cara Mengatasi Anak2 Yang Marah di Dalam Pesawat

Ketika pesawat sedang bersiap untuk take-off, seorang anak 5 tahun marah-marah dengan liar. Tidak peduli apa karena frustrasi, sang ibu mencoba menenangkannya, namun anak itu terus berteriak keras dan menendang kursi di sekelilingnya.

Tiba-tiba, dari bagian belakang pesawat, seorang pria tua dengan seragam Jendral Angkatan Udara Umum terlihat perlahan-lahan berjalan ke depan, menghentikan ibu yang bingung dengan tangan terangkat. Berambut putih, sopan, Jendral bersuara lembut itu membungkuk ke bawah, menunjuk ke arah dadanya, berbisik sesuatu ke telinga anak itu.

Seketika, anak itu tenang, dengan lembut memegang tangan ibunya, dan secara tenang mengikatkan sabuk pengamannya. Semua penumpang lain bertepuk tangan secara spontan.

Perlahan-lahan Jendrai itu berjalan kembali ke tempat duduknya, dan salah satu petugas kabin menyentuh lengan bajunya. "Maaf, Jenderal," tanya dia dengan tenang, "apakah saya bisa bertanya mantra ajaib apa yang digunakan pada anak kecil itu?"

Orang tua itu tersenyum tenang dan lembut mengaku, "Aku menunjukkan padanya wing pilot saya, bintang jasa, dan pita pertempuran, dan menjelaskan bahwa dengan tanda penghargaan itu saya berhak untuk memilih dan membuang salah satu penumpang keluar dari pesawat."

Salesman Menginap di Pertanian

Seorang salesman pergi menginap di sebuah rumah pertanian. Petani itu berkata, "Aku mengijinkan Anda untuk menginap satu malam saja, tetapi Anda harus tinggal di gudang kandang."

Jadi, ia menghabiskan malam di sana dan keesokan harinya petani itu masuk, ia bertanya, "Apakah Anda nyaman?"

Saleman, "Saya berada pada saat yang tepat, dan saya berbicara dengan semua binatang."

Kata petani, "Anda berbicara dengan hewan?"

Salesman, "Yeah, aku berbicara dengan ayam-ayam, mereka mengatakan Anda mengumpulkan telur setiap pagi tepat enam lebih lima menit."

Kata petani, "Itu benar."

Salesman melanjutkan, "Kuda itu bilang bahwa namanya Otis, Anda telah memiliki dia selama 10 tahun. "

Kata petani, "Itu luar biasa."

Salesman berkata, "Aku berbicara dengan sapi, dan sapi mengatakan bahwa namanya adalah Elsie dan Anda memerah susunya setiap pagi tepat pukul 8:30. Dan kemudian saya berbicara dengan domba..."

Tiba-tiba petani itu memotong pembicaraan, "Domba itu berbohong!"

Menyontek Persis Apa Adanya

Jono sedang mengerjakan ujian. Dikarenakan semalam Jono tidak belajar, pada saat mengerjakan soal ujian dia kebingungan dan lembar jawabannya ternyata masih kosong. Jono akhirnya mendapat inspirasi untuk mencontek temannya agar lembar jawabannya segera terisi dan segera dikumpulkan.

Ikhromy : "Mar.." (Jono mencolek-colek Marni namun tidak di tanggapi)

Setelah di colek beberapa kali dan merasa risih, akhirnya Marni memberikan lembar jawabannya setelah diminta oleh Jono.

Marni : (berbisik) "Cepet ya!!"

Jono terlihat sangat sibuk menulis jawaban milik Marni dan setelah beberapa menit kemudian lembar jawaban milik Marni dikembalikan. Tak berapa lama lagi waktu ujian telah selesai dan semua lembar jawaban dikumpulkan di meja guru.

Beberapa hari kemudian hasil ujian diumumkan di depan kelas oleh guru wali kelas masing-masing. Semua nama siswa di panggil satu per satu dan mereka juga sudah mengetahui nilai mereka masing-masing. Tapi hanya nama Jono yang tidak disebutkan oleh guru wali kelasnya.

Jono : "Saya kok belum dipanggil, Pak?"
Guru : "Loh... kemarin saat ujian, kamu masuk?"
Jono : "Masuk, Pak"
Guru : "Di sini gak ada tuh lembar jawaban milik kamu, coba kamu cari sendiri di sini."

Jono maju ke depan kelas dan memeriksa tumpukan lembar jawaban satu per satu mencari lembar jawabannya.

Jono : "Ini pak!"
Guru : "Ini bukan punyamu."
Jono : "Iya pak, ini tulisan saya."
Guru : "Coba dibaca namanya!"
Jono : "MARNI!!??"
Free Website Hosting Free Website Hosting